PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ISLAM
Direduksi dari Jalaluddin Rakhmat
AL-QURAN menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Al-Quran memberikan kata kunci (key concept) yang berhubungan dengan hal itu. Al-Quran adalah al-Qaul. Dengan memperhatikan kata qaul dalam konteks perintah (amr), kita dapat menyimpulkan enma prinsip komunikasi: qaulan sadidan (QS. An-Nisaa: 9, Al-Ahzab:70). Qaulan balighan (QS. An-Nisaa: 63), qaulan ma’rufan (QS An-Nisaa: 5), qaulan kariman (QS. Al-Israa: 23), qaulan layyinan (QS. Thaahaa: 44), dan qaulan maysuran (QS. Al-Israa: 28).
- PRINSIP QAULAN SADIDAN
Qaulan Sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak berbeli-belit. Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam Al-Quran. Pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan. Kedua, Allah memerintahkan qaulan sadidan sesudah takwa.
- Tidak Bohong
Arti kata dari qaulan sadidan adalah tidak bohong. Nabi Muhammad saw bersabda, “Jauhi dusta, karena dusta membawa kamu pada dosa, dan dosa membawa kamu pada neraka. Lazimkanlah berkata jujur, karena jujur membawa kamu pada kebajikan, membawa kamu pada surga”. Al-Quran menyuruh kita selalu berkata benar, supaya kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah.
- Bahaya Bohong
Nabi Muhammad saw – dengan mengutip Al-Quran – menjelaskan bahwa orang beriman tidak akan berdusta. Dalam perkembangan sejarah, umat Islam sering dirugikan karena berita-berita dusta. Yang paling parah ketika bohong memasuki teks-teks suci yang menjadi rujukan. Kebohongan tidak berhasil memasuki Al-Quran karena keaslian Al-Quran dijamin oleh Allah.
2.PRINSIP QAULAN BALIGHAN
Kata baligh berarti fasih, jelas maknanya , terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu, prinsip qaulan balighan dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
Berikut ini perincian Al-Quran tentang qaulan balighan.
- Qaulan balighan terjadi bila komunikator menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat-sifat komunikan. Dalam istilah Al-Quran, ia berbicara fi anfusihim (tentang diri mereka). Dalam istilah sunah, “Berkomunikasilah kamu sesuai dengan kadar akal mereka”. Pada zaman modern, ahli komunikasi berbicara tentang frame of reference dan field experience. Komunikator baru efektif bila ia menyesuaikan pesannya dengan kerangka rujukan dan medan pengalaman komunikannya.
Bentuk Bentuk komunikasi islam
Menyampai atau menyebarkan mesej islam lazimnya dikaitkan dengan pertuturan atau tulisan. Di kalangan ilmuan yg mengkaji ilmu dakwah,al-tabligh bi al-qawl(penyampaian melalui pertuturan atau lisan) dianggap instrumen asas dalam penyampaian dakwah. Banyak ayat Allah yg memerintahkan para rasul-Nya supaya menggunakan lisan dalam menyebarkan mesej islam.
Komunikasi tanpa lisan, iaitu segala perilaku atau signal selain daripada perkataan atau tulisan yg wujud semasa proses komunikasi sedang berlansung, juga diberi perhatian sewajarnya oleh da’I kerana ia boleh menentukan keberkesanan dalam penyampaian mesej islam. Segala mesej atau tulisan yg tidak dikodkan dengan perkataan,termasuk segala pengerakan badan dan tangan,nada suara,riak air muka, cara berpakaian dan penggunaan ruang dan waktu, dianggap tergolong dlm komunikasi tanpa lisan.